Mahasiswa Manajemen Bangun Kedai Kopi dengan Modal Minim, Branding Maksimal
Medan – Hans Hafizh Yazid punya prinsip yang dia pegang kuat: “Menjadi pebisnis pada akhirnya semua akan berlabuh pada keberanian atau mental sang pebisnis, bukan pada uang yang dimilikinya.” Buat mahasiswa Jurusan Manajemen UMSU ini, kalimat itu bukan sekadar motivasi kosong. Dia membuktikannya langsung dengan mendirikan Kedai Kopi Koersi Kentjana, bisnis yang dia bangun dengan modal pas-pasan tapi branding yang maksimal.
Hans bukan tipe mahasiswa yang puas hanya duduk di kelas mendengarkan teori. Dia merasa ada yang kurang kalau anak Fakultas Ekonomi dan Bisnis tidak bisa mempraktikkan langsung apa yang dipelajari. “Menurut saya kurang pas rasanya ketika anak ekonomi dan bisnis tidak bisa mengimplementasikan apa yang didapatkannya di bangku perkuliahan,” katanya. Pemikiran ini yang akhirnya mendorongnya untuk terjun langsung ke dunia bisnis sambil masih berstatus mahasiswa.
Hans mempersiapkan semuanya dengan matang selama empat bulan renovasi tempat dan menyusun konsep bisnis yang jelas. Modal awal yang dia keluarkan sekitar Rp 35 juta, bukan jumlah yang kecil untuk mahasiswa. Tapi buat Hans, modal finansial itu bukan yang paling penting. Yang lebih krusial adalah mental untuk berani memulai dan konsisten menjalankannya. Akhirnya pada 6 Maret 2025, Koersi Kentjana resmi dibuka.
Yang membuat Koersi Kentjana menonjol di tengah persaingan kedai kopi di Medan adalah branding-nya yang kuat. Hans dan timnya menciptakan tagline “Kopinya Orang Kalcer” yang langsung nyambung dengan target market mereka yaitu mahasiswa, remaja, dan pekerja kantoran muda.
“Secara market, saya mengambil latar belakang yang cukup berbeda dibanding kompetitor,” jelas Hans. Dia paham betul kalau di Medan sudah banyak kedai kopi, tapi yang punya branding kuat dan relatable dengan anak muda masih jarang. Menu yang ditawarkan juga nggak main-main. Ada Aren Creamy Latte—kopi susu gula aren yang lebih creamy dan padu rasanya. Ada juga Kopi Tuku yang memadukan kopi susu gula aren dengan sari kelapa, menciptakan sensasi unik di lidah. Dan yang paling penting, harganya sangat ramah kantong: mulai dari Rp 8.000 sampai Rp 25.000 saja.
Seperti bisnis pada umumnya, Hans juga menghadapi tantangan. Yang paling berat adalah soal marketing dan branding. “Yang menjadi tantangan bahkan sampai saat ini itu lebih kepada cara marketing dan branding yang kami buat,” akunya jujur Tapi Hans nggak menyerah. Justru dia berani mengambil langkah dengan fokus ke media sosial. Instagram, TikTok, dan Facebook untuk menjangkau target market yang lebih luas. Strategi ini masuk akal karena anak muda sekarang memang hidupnya di dunia digital. Kalau mau dapat perhatian mereka, ya harus hadir di platform yang mereka gunakan setiap hari.
Hans sangat mengakui peran UMSU dalam perjalanan bisnisnya penting. “Saya sebagai owner sudah bisa dipastikan tidak akan bisa memiliki pemahaman penyusunan serta konsep-konsep bisnis yang lebih tertata kecuali dengan adanya pembelajaran yang saya dapati saat mendalami perkuliahan.” Mata kuliah di jurusan Manajemen memberinya fondasi tentang cara mengelola bisnis, menyusun strategi, hingga memahami perilaku konsumen yang kini dia terapkan langsung di Koersi Kentjana.
Pelajaran paling berharga yang Hans dapat dari membangun Koersi Kentjana adalah: bisnis bukan soal modal, tapi soal keberanian. “Yang menjadi pelajaran bagi saya adalah, usaha atau bisnis yang dijalankan itu semua bukan tentang modal, tapi tentang berani dan tidak gengsi atas apa yang dijalankan, serta ilmu yang mempuni.”
Buat mahasiswa yang masih ragu memulai bisnis, Hans punya pesan yang tegas “Jangan pernah takut gagal, karena dari kegagalan itulah kita tahu celah yang mana yang harus kita perbaiki. Segerakan semuanya untuk memulai, jangan sampai kita menyesal karena terlalu lambat memulai!”
Mampir ke Koersi Kentjana, Yuk! Kalau kamu penasaran sama Koersi Kentjana, kedai kopinya ada di Jalan Mesjid Taufiq No. 25, Glugur Darat 1, Medan Timur. Jam operasionalnya panjang banget—buka dari jam 9 pagi sampai 2 dini hari setiap hari. Jadi fleksibel buat mahasiswa yang suka ngopi siang atau pekerja kantoran yang butuh kopi larut malam.
Harganya juga nggak bikin kantong jebol, mulai dari 8 ribu sampai 25 ribu rupiah aja. Menu yang wajib dicoba adalah Aren Creamy Latte dan Kopi Tuku. Dan khusus buat pembaca majalah alumni UMSU, ada diskon 10% untuk minimal pembelian 3 pcs. Lumayan kan buat ngopi bareng teman?
Kamu bisa kepoin dulu Instagram mereka di @koersikentjana atau TikTok @koersikentjana kalau mau lihat-lihat menu dan suasana tempatnya. Atau langsung aja datang—siapa tahu Hans lagi ada di tempat dan bisa sharing pengalaman langsung soal memulai bisnis dari nol.
Pencapaian yang paling Hans banggakan adalah ketika Koersi Kentjana terus bisa berkembang dan selalu ada inovasi baru. Buat Hans, Koersi Kentjana bukan sekadar bisnis yang dia jalankan untuk mencari keuntungan. Ini adalah bukti nyata bahwa modal minim bukan penghalang kalau branding-nya maksimal, dan keberanian untuk memulai itu lebih penting dari segala hal.
Oleh : Fizna Adn




